WELCOME TO MY BLOG

Senin, 05 Maret 2012

biodiesel


I.            Judul : Proses pembuatan Biodiesel dari minyak jelantah

II.            Tujuan
1.      Membuat Biodiesel dari minyak jelantah dengan % rendemen yang didapat.
2.      Untuk mengetahui densitas dan volume yang terbentuk, lalu membandingkan dengan standar secara teori.

III.            Teori Dasar
Biodiesel merupakan suatu nama dari Alkil ester atau rantai panjang Asam Lemak yang berasal dari minyak nabati maupun minyak hewani. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin yang menggunakan diesel sebagai bahan bakarnya tanpa perlu memodifikasi mesin. Biodiesel tidak mengandung petroleum diesel atau solar. Pencampuran 20% biodiesel kedalam petroleum diesel mengasilkan produk bahan bakar tanpa mengubah sifat fisik secara nyata. Biodiesel mempunyai beberapa keunggulan misalnya; mudah digunakan, limbahnya bersifat ramah lingkungan, bebas dari logam berat, dan senyawa aromatik serta mempunyai flash point yang lebih tinggi dari pada petroleum diesel sehingga lebih aman jika disimpan dan digunakan.
Biodiesel dapat dibuat dari transesterifikasi asam lemak. Asam lemak dari minyak lemak nabati direaksikan dengan alkohol menghasilkan ester dan produk samping berupa gliserin.


Tabel 1 : Sifat Fisik Biodiesel menurut SNI 04-7182-2006
Parameter
SNI Biodiesel
Komposisi
Densitas
Viskositas
Angka pembakaran
Titik nyala
Kekentalan
Metil ester
0,8624 gr/ml-0,89 gr/ml
5,55
62,4
191
4,84

Tabel 2 : Sifat Kimia Biodiesel menurut SNI 04-7182-2006
Parameter
Satuan
Nilai
Angka asam
mg-KOH/g
maks.0,8
Gliserol bebas
%-massa
maks. 0,02
Gliserol total
%-massa
maks. 0,24
Kadar ester alkil
%-massa
min. 96,5

Bahan baku pembuatan Biodiesel
1.      Minyak jelantah
Minyak jelantah adalah minyak limbah yang berasal dari minyak goreng seperti minyak jagung, minyak sayur, minyak samin, minyak matahari dll. Minyak ini merupakan bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya dapat digunakan lagi untuk keperluan kuliner akan tetapi di tinjau dari komposisi kimianya minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik dapat menyebabkan penyakit kanker dalam jangka waktu yang panjang. Jadi sangat jelas dikatakan bahwa peggunaan minyak goreng secara berulang-ulang dapat mengganggu kesehatan manusia. Dari minyak jelantah ini dapat diproses menjadi minyak yang bermutu, misalnya membuat biodiesel dari minyak jelantah. Akan tetapi minyak jelantah yang akan diproses untuk pembuatann biodiesel harus melalui proses pemurnian. Selain pembuatan biodiesel minyak jelantah ini bisa digunakan dalam pembuatan VCO.

                  Tabel.3 Sifat Fisik Dan Kimia Minyak Jelantah :
Sifat Fisik Minyak Jelantah
Sifat Kimia Minyak Jelantah
Warna coklat kekuning-kuningan
Hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol.
Berbau tengik
Proses oksidasi berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak.
Terdapat endapan
proses hidrogenasi bertujuan untuk menumbuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak.

2.      Methanol
Methanol dikenal dengan metal alkohol adalah senyawa kimia dengan rumus CH3OH. Pada keadaan atsmosfer ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas ( berbau lebih ringan dari pada etanol ) karena sifat nya yang beracun. Methanol sering digunakan sebagai bahan adiktif bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan industri.
Tabel 4 : Sifat Fisik Methanol
Sifat Fisik
Sifat Kimia
Rumus molekul: CH3OH
Massa molar     : 32,04 gr/mol
Penampilan      : Bening
Densitas           : 0,798 gr/cm3
Titik leleh         :-98 ˚C , -143˚C (130 K)
Titik didih        :67,4˚C, 148,4˚F (377,8 K) 
Mudah menguap
Tidak berwarna
Mudah terbakar
Beracun baunya


3.      NaOH
NaOH juga dikenal sebagai soda kaustik adalah dasar logam kaustik. Bentuk dari Natrium Hidroksida murni ialah padatan yang tersedia dipelet, serpihan, butiran, sebagai larutan jenuh 50%. Natrium Hidroksida ini juga bersifat higroskopis yaitu mudah menguapdan menyerap air di udara, sehingga harus di simpan dalam air kedap udara. NaOH itu sendiri mempunyai arti yaitu zat yang empercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu tanpa membuat perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Dalam pembuatan Biodiesel katalis yang digunakan ialah NaOH atau basa lainnya.


Tabel 5 : Sifat Fisik dan Kimia NaOH
Sifat Fisik
Sifat Kimia
Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul    : 40 gr/mol
Tampilan            : Putih padat
Titik didih          : 1390˚C
Titik leleh           : 318˚C
Mudah menguap
Higroskopis
Mudah terionisasi


4.    Reaksi Transesterifikasi
      Transesterifikasi adalah reaksi pencampuran antara minyak jelantah dan methanol (CH3OH) dengan bantuan katalis Natrium hidroksida (NaOH) yang sebelumnya sudah dimurnikan. Sebelumnya minyak dipanaskan dengan suhu 50-55˚C sambil diaduk, setelah itu baru dimasukan larutan metoksida kedalam minyak yang sudah dipanaskan. Waktu reaksi dihitung saat suhu sudah mencapai 50-55˚C.
Reaksi Transesterifikasi dapat dilihat pada gambar berikut :
              O
CH2-OC-R
            O                           NaOH                   O        CH2-OH
CH-OC-R + 3 CH3OH                       3CH3OC-R  +  CH – OH
            O                                                                     CH2-OH
CH-OC-R


IV.            Alat dan bahan :
Tabel 6 : Alat yang digunakan dalam proses pembuatan Biodiesel

No
Nama Alat
Spesifikasi
Satuan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Erlenmeyer
Gelas ukur
Beaker glass
Thermometer
Piknometer
Corong pisah
Pipet tetes
Statif dan Klem
Magnet stirer
Neraca analitik
Hoptlat
Kertas filter
Corong kaca
Pipet volume
Cawan porselen
Filler
Botol reagen
250 ml
100 ml
100 ml, 250 ml
alkohol
5 ml
500 ml
kaca
standar
magnet
analitik
Digital
kertas
kaca
25 ml
-
-
100 ml
ml
ml
ml
100˚C
ml
ml
buah
1 set
Buah
Buah
Watt
Buah
Buah
ml
buah
buah
ml
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah


Tabel 7 : Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan Biodiesel

No
Nama bahan
Jumlah
1
2
3
4
Minyak Jelantah
Methanol
NaOH
CaCl2
100 ml
25  ml
0,53 gr
  2  gr


V.            Prosedur kerja
1.      Memasukan minyak jelantah 100 ml kedalam gelas ukur.
2.      Menimbang NaOH 0,53 gr.
3.      Memipet Methanol 25 ml.
4.      Melarutkan NaOH kedalam Methanol menjadi larutan Sodium Metoksida (larutan I).
5.      Mencampurkan larutan 1 kedalam minyak jelantah sedikit demi sedikit .
6.      Memanaskan campuran sampai suhu 50-55˚C selama 30 menit dengan waktu 30 menit dihitung saat thermometer menunjukan angka 55˚C.
7.      Mendiamkan campuran selama 5 menit.
8.      Memasukan campuran tersebut kedalam corong pisah.
9.      Mendiamkan selama ± 45 menit.
10.  Melakukan pemisahan antara Biodiesel ( metil ester ) dan gliserol.
11.  Melakukan pencucian Biodiesel dengan menggunakan air hangat sebanyak 4 kali.
12.  Melakukan pemisahan antara Biodiesel dengan air didalam corong pisah.
13.  Melakukan pemindahan Biodiesel kedalam gelas piala, lalu panaskan selama 15 menit dengan suhu 100˚C.
14.  Melakukan penambahan CaCl2 kedalam Biodiesel untuk menarik air yang terikat.
15.  Melakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring.
16.  Mengukur volume Biodiesel yang dihasilkan.
17.  Melakukan uji mutu Biodiesel.

VI.             Prosedur Penentuan uji mutu Densitas
1.      Menimbang piknometer kosong.
2.      Menimbang piknometer + isi Biodiesel sampai tanda batas piknometer.
3.      Menghitung Densitas dengan rumus.

Densitas : Berat piknometer isi – Berat piknometer kosong  
Volume piknometer



3 komentar:

  1. keren,, ini sangat membantu
    makasih kak

    hasby, smkf ikasari jurusan kimia industri

    BalasHapus
  2. mba bisa minta link jurnalnya kah ?
    rohmatsantoso212@gmail.com

    BalasHapus