I.
Judul : Proses
pembuatan Biodiesel dari minyak jelantah
II.
Tujuan
1. Membuat
Biodiesel dari minyak jelantah dengan % rendemen yang didapat.
2. Untuk
mengetahui densitas dan volume yang terbentuk, lalu membandingkan dengan
standar secara teori.
III.
Teori Dasar
Biodiesel merupakan suatu nama dari
Alkil ester atau rantai panjang Asam Lemak yang berasal dari minyak nabati
maupun minyak hewani. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin
yang menggunakan diesel sebagai bahan bakarnya tanpa perlu memodifikasi mesin.
Biodiesel tidak mengandung petroleum diesel atau solar. Pencampuran 20%
biodiesel kedalam petroleum diesel mengasilkan produk bahan bakar tanpa
mengubah sifat fisik secara nyata. Biodiesel mempunyai beberapa keunggulan
misalnya; mudah digunakan, limbahnya bersifat ramah lingkungan, bebas dari
logam berat, dan senyawa aromatik serta mempunyai flash point yang lebih tinggi
dari pada petroleum diesel sehingga lebih aman jika disimpan dan digunakan.
Biodiesel
dapat dibuat dari transesterifikasi asam lemak. Asam lemak dari minyak lemak
nabati direaksikan dengan alkohol menghasilkan ester dan produk samping berupa
gliserin.
Tabel
1 : Sifat Fisik Biodiesel menurut SNI
04-7182-2006
Parameter
|
SNI
Biodiesel
|
Komposisi
Densitas
Viskositas
Angka
pembakaran
Titik
nyala
Kekentalan
|
Metil
ester
0,8624
gr/ml-0,89 gr/ml
5,55
62,4
191
4,84
|
Tabel 2 : Sifat Kimia Biodiesel menurut SNI 04-7182-2006
Parameter
|
Satuan
|
Nilai
|
Angka asam
|
mg-KOH/g
|
maks.0,8
|
Gliserol bebas
|
%-massa
|
maks. 0,02
|
Gliserol total
|
%-massa
|
maks. 0,24
|
Kadar ester alkil
|
%-massa
|
min. 96,5
|
Bahan
baku pembuatan Biodiesel
1. Minyak
jelantah
Minyak
jelantah adalah minyak limbah yang berasal dari minyak goreng seperti minyak
jagung, minyak sayur, minyak samin, minyak matahari dll. Minyak ini merupakan bekas
pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya dapat digunakan lagi untuk keperluan
kuliner akan tetapi di tinjau dari komposisi kimianya minyak jelantah
mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik dapat menyebabkan
penyakit kanker dalam jangka waktu yang panjang. Jadi sangat jelas dikatakan
bahwa peggunaan minyak goreng secara berulang-ulang dapat mengganggu kesehatan
manusia. Dari minyak jelantah ini dapat diproses menjadi minyak yang bermutu,
misalnya membuat biodiesel dari minyak jelantah. Akan tetapi minyak jelantah
yang akan diproses untuk pembuatann biodiesel harus melalui proses pemurnian.
Selain pembuatan biodiesel minyak jelantah ini bisa digunakan dalam pembuatan
VCO.
Tabel.3 Sifat Fisik Dan Kimia
Minyak Jelantah :
Sifat
Fisik Minyak Jelantah
|
Sifat
Kimia Minyak Jelantah
|
Warna
coklat kekuning-kuningan
|
Hidrolisa,
minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol.
|
Berbau
tengik
|
Proses
oksidasi berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
minyak.
|
Terdapat
endapan
|
proses
hidrogenasi bertujuan untuk menumbuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon
asam lemak pada minyak.
|
2. Methanol
Methanol
dikenal dengan metal alkohol adalah senyawa kimia dengan rumus CH3OH.
Pada keadaan atsmosfer ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak
berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas ( berbau lebih
ringan dari pada etanol ) karena sifat nya yang beracun. Methanol sering
digunakan sebagai bahan adiktif bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan
industri.
Tabel 4 : Sifat Fisik Methanol
Sifat
Fisik
|
Sifat
Kimia
|
Rumus
molekul: CH3OH
Massa
molar : 32,04 gr/mol
Penampilan : Bening
Densitas : 0,798 gr/cm3
Titik
leleh :-98 ˚C , -143˚C (130 K)
Titik
didih :67,4˚C, 148,4˚F (377,8
K)
|
Mudah
menguap
Tidak
berwarna
Mudah
terbakar
Beracun
baunya
|
3. NaOH
NaOH
juga dikenal sebagai soda kaustik adalah dasar logam kaustik. Bentuk dari
Natrium Hidroksida murni ialah padatan yang tersedia dipelet, serpihan,
butiran, sebagai larutan jenuh 50%. Natrium Hidroksida ini juga bersifat
higroskopis yaitu mudah menguapdan menyerap air di udara, sehingga harus di
simpan dalam air kedap udara. NaOH itu sendiri mempunyai arti yaitu zat yang
empercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu tanpa membuat perubahan atau
terpakai oleh reaksi itu sendiri. Dalam pembuatan Biodiesel katalis yang
digunakan ialah NaOH atau basa lainnya.
Tabel
5 : Sifat Fisik dan Kimia NaOH
Sifat
Fisik
|
Sifat
Kimia
|
Rumus
Molekul : NaOH
Berat
Molekul : 40 gr/mol
Tampilan : Putih padat
Titik
didih : 1390˚C
Titik
leleh : 318˚C
|
Mudah
menguap
Higroskopis
Mudah
terionisasi
|
4. Reaksi Transesterifikasi
Transesterifikasi adalah reaksi
pencampuran antara minyak jelantah dan methanol (CH3OH) dengan
bantuan katalis Natrium hidroksida (NaOH) yang sebelumnya sudah dimurnikan.
Sebelumnya minyak dipanaskan dengan suhu 50-55˚C sambil diaduk, setelah itu
baru dimasukan larutan metoksida kedalam minyak yang sudah dipanaskan. Waktu
reaksi dihitung saat suhu sudah mencapai 50-55˚C.
Reaksi
Transesterifikasi dapat dilihat pada gambar berikut :














CH2-OC-R
IV.
Alat dan bahan :
Tabel
6 : Alat yang digunakan dalam proses pembuatan Biodiesel
No
|
Nama
Alat
|
Spesifikasi
|
Satuan
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
|
Erlenmeyer
Gelas ukur
Beaker glass
Thermometer
Piknometer
Corong pisah
Pipet tetes
Statif dan
Klem
Magnet stirer
Neraca
analitik
Hoptlat
Kertas filter
Corong kaca
Pipet volume
Cawan porselen
Filler
Botol reagen
|
250 ml
100 ml
100 ml, 250 ml
alkohol
5 ml
500 ml
kaca
standar
magnet
analitik
Digital
kertas
kaca
25 ml
-
-
100 ml
|
ml
ml
ml
100˚C
ml
ml
buah
1
set
Buah
Buah
Watt
Buah
Buah
ml
buah
buah
ml
|
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
|
Tabel 7 : Bahan yang digunakan
dalam proses pembuatan Biodiesel
No
|
Nama bahan
|
Jumlah
|
1
2
3
4
|
Minyak
Jelantah
Methanol
NaOH
CaCl2
|
100 ml
25 ml
0,53 gr
2 gr
|
V.
Prosedur kerja
1. Memasukan
minyak jelantah 100 ml kedalam gelas ukur.
2. Menimbang
NaOH 0,53 gr.
3. Memipet
Methanol 25 ml.
4. Melarutkan
NaOH kedalam Methanol menjadi larutan Sodium Metoksida (larutan I).
5. Mencampurkan
larutan 1 kedalam minyak jelantah sedikit demi sedikit .
6. Memanaskan
campuran sampai suhu 50-55˚C selama 30 menit dengan waktu 30 menit dihitung
saat thermometer menunjukan angka 55˚C.
7. Mendiamkan
campuran selama 5 menit.
8. Memasukan
campuran tersebut kedalam corong pisah.
9. Mendiamkan
selama ± 45 menit.
10. Melakukan
pemisahan antara Biodiesel ( metil ester ) dan gliserol.
11. Melakukan
pencucian Biodiesel dengan menggunakan air hangat sebanyak 4 kali.
12. Melakukan
pemisahan antara Biodiesel dengan air didalam corong pisah.
13. Melakukan
pemindahan Biodiesel kedalam gelas piala, lalu panaskan selama 15 menit dengan
suhu 100˚C.
14. Melakukan
penambahan CaCl2 kedalam Biodiesel untuk menarik air yang terikat.
15. Melakukan
penyaringan dengan menggunakan kertas saring.
16. Mengukur
volume Biodiesel yang dihasilkan.
17. Melakukan
uji mutu Biodiesel.
VI.
Prosedur Penentuan uji mutu Densitas
1. Menimbang
piknometer kosong.
2. Menimbang
piknometer + isi Biodiesel sampai tanda batas piknometer.
3. Menghitung
Densitas dengan rumus.
Densitas : Berat
piknometer isi – Berat piknometer kosong
Volume
piknometer
keren,, ini sangat membantu
BalasHapusmakasih kak
hasby, smkf ikasari jurusan kimia industri
yap,,sama-sama :)
BalasHapusmba bisa minta link jurnalnya kah ?
BalasHapusrohmatsantoso212@gmail.com